Eh, bukunya malah laris dan banyak anak muda tertarik buat belajar hal-hal seru kayak berkemah, bikin api unggun, dan navigasi. Nah, sejak itulah gerakan kepanduan alias pramuka mulai menyebar ke seluruh dunia
Di Indonesia, pramuka mulai dikenal sejak zaman penjajahan Belanda, sekitar tahun 1912. Awalnya, nama organisasinya beda-beda dan lebih ke arah kebangsaan buat melawan penjajahan, bukan sekadar kegiatan seru-seruan.
Baru deh, setelah Indonesia merdeka, organisasi pramuka disatukan. Pada 14 Agustus 1961, Presiden Soekarno resmi membentuk Gerakan Pramuka sebagai organisasi nasional. Tanggal itu sekarang jadi Hari Pramuka.
"Bangku Paling Belakang"
Waktu itu kami duduk di bangku paling belakang kelas — aku, Seva, dan Anina. Tempat favorit karena jauh dari pandangan guru, tapi justru di sanalah banyak cerita dimulai.
Kami bukan anak paling pintar, bukan juga paling nakal. Tapi kami paling kompak. Setiap ulangan, kami saling tukar contekan (walau akhirnya tetap dapet nilai pas-pasan). Waktu jam istirahat, kami berebut gorengan di kantin, dan saat pulang, sering mampir ke warung es teh langganan sambil ngobrolin hal-hal receh sampai matahari hampir tenggelam.
Pernah suatu hari, aku dihukum berdiri karena nggak ngerjain PR.Seva tanpa ragu ikut berdiri, padahal dia ngerjain. Katanya, "Teman nggak ditinggal, bro." Anina? Dia malah ngasih permen dari balik meja biar aku nggak bosan berdiri.
Tahun demi tahun berlalu. Kini kami semua sibuk: ada yang kerja di kota, ada yang merantau. Tapi setiap kali kami pulang kampung, kami pasti duduk bareng lagi — bukan di bangku belakang kelas, tapi di warung es teh yang sama. Ceritanya masih sama: receh, hangat, dan penuh tawa.
Dari bangku belakang itulah aku belajar: sahabat sejati bukan yang selalu ada di depan mata, tapi yang hadir di setiap kenangan paling jujur dalam hidup.